Pengertian dan Cara Menghindari Primer Style Bahasa Inggris

Pengertian Primer Style

Primer style adalah gaya penulisan yang cirinya menggunakan terlalu banyak short simple sentence. Gaya penulisan ini umum terjadi pada penulis yang tidak terlatih (untrained writer).

Terlalu banyak simple sentence mengakibatkan tulisan tampak tidak mengalir dan ide-ide tidak terhubung dengan baik. Apalagi jika diperparah dengan subject yang berulang kali berada di awal kalimat. Pembaca mungkin akan mudah bosan dan berhenti membaca karena penulis seperti mengingatkannya pada tulisan di sekolah dasar. Selain itu, penulis juga tampak tidak mampu mengungkapkan ide-idenya melalui lebih dari beberapa patah kata.

Ciri lain primer style adalah penggunaan verb yang “tidak melakukan apapun” pada banyak kalimat. Verb tersebut antara lain linking verb atau stative verb yang menyatakan “being” tanpa “action”. Memang secara grammatical tidak ada yang salah dengan kalimat yang menggunakan kata kerja tersebut, namun tidak ada pula “yang terjadi” di dalam kalimat tersebut. Tulisan yang demikian rentan membuat pembaca kehilangan perhatian dan melompat membaca bagian yang lain.

primer styleTulisan dengan primer style dapat dideteksi dengan menghitung titiknya. Jika lebih banyak titik daripada baris, kemungkinan tulisan menggunakan primer style.

Bagaimana Sebaiknya Tulisan?

Tulisan sebaiknya dibentuk dari bermacam-macam kalimat (sentence variety), baik tipe (sentence type), pola (sentence pattern), panjang (length), maupun ritme (rhythm). Kalimat yang pendek, simple sentence, baik untuk memberi penekanan pada poin-poin penting. Namun agar bisa demikian, tipe kalimat tersebut perlu diapit dengan kalimat yang lebih panjang agar bisa memfokuskan perhatian pembaca pada poin yang diusung simple sentence.

Penulisan pada formal academic writing cenderung menghindari tiga kalimat dalam suatu baris dengan panjang kurang dari sepuluh kata. Tulisan yang seperti itu kalimat-kalimatnya perlu dibuat lebih panjang dan kompleks.

Menghindari Primer Style

Primer style dapat dihindari dengan menggabungkan beberapa simple sentence menjadi satu kalimat yang lebih panjang dengan struktur yang lebih menarik. Caranya mungkin dengan dihubungkan oleh conjunction atau sebagiannya dimasukkan ke dalam phrase atau dependent clause. Namun jangan sampai menggabungkan terlalu banyak, sebaiknya maksimal tiga, dan tidak perlu semua semua simple sentence di dalam suatu tulisan dieliminasi. Terlalu banyak kalimat yang panjang dalam satu baris akan sama tidak menariknya dengan terlalu banyak kalimat pendek.

Awal kalimat mungkin juga perlu divariasi agar tidak melulu diawali oleh subject yang sama. Selain dengan simple subject, kalimat dapat dibuka dengan pronoun, dependent clause, atau modifying phrase. Perhatikan juga apakah tulisan menggunakan banyak linking verb. Kalimat dengan jenis kata kerja ini sebaiknya dikurangi atau digabungkan dengan kalimat lain sehingga menjadi kalimat yang panjang dengan struktur yang lebih rumit.

Berikut beberapa penjelasan bagaimana cara menghindari primer style beserta contohnya.

  1. Menggunakan Conjunction

    Cara paling mudah untuk menggabungkan kalimat adalah dengan menggunakan conjunction yang dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang logis antar ide atau menghubungkan beberapa aksi yang dilakukan oleh pelaku yang sama. Coordinate conjunction membentuk compound sentence (gabungan dua independent clause), sedangkan subordinate conjunction membentuk complex sentence (gabungan independent dengan minimal satu dependent clause).

    Contoh Kalimat Primer Style dan Revisi

    She wanted to make cheesecake.  She didn’t have any eggs. She went to the grocery store.
    (Dia ingin membuat cheesecake. Dia tidak punya telur. Dia pergi ke supermarket.)

    Revisi:

    She wanted to make cheesecake, but she didn’t have any eggs, so she went to the grocery store.
    (Dia ingin membuat cheesecake tapi dia tidak punya telur, jadi dia pergi ke supermarket.) coordinate conjunction 

  2. Memasukkan ke dalam Appositive/Relative Clause

    Appositive phrase atau relative clause dapat digunakan untuk memuat detail tentang subject (atau object) sehingga detail tersebut tidak perlu dibuat dalam kalimat yang berbeda. Penempatannya biasanya segera setelah subject.

    Contoh Kalimat Primer Style dan Revisi

    Marie Curie was a polish scientist. Marie Curie won two Nobel Prizes.
    (Marie Curie adalah ilmuan Polandia. Marie Curie memenangkan dua nobel.)

    Revisi:

    Marie Curie, a polish scientist, won two Nobel Prizes.
    (Marie Curie, seorang ilmuan polandia, memenangkan dua Nobel Prize.)
    appositive phrase

    atau

    Marie Curie, who was a polish scientist, won two Nobel Prizes.
    (Marie Curie, yang merupakan ilmuan Polandia, memenangkan dua Nobel Prize.)
    relative clause

  1. Memasukkan ke dalam Modifiying Phrase (or Word)

    Simple sentence mungkin dapat dilebur ke dalam modifying phrase yang berfungsi sebagai adjective (menerangkan noun/pronoun) atau adverb (menerangkan verb, adjective, atau adverb lain), dan ditempatkan di awal atau akhir kalimat. Modifying phrase (or word) berupa antara lain:

    Penggunaan modifier harus hati-hati agar kata atau frasa tersebut menerangkan suatu bagian di dalam kalimat dengan benar. Jangan sampai malah tidak ada atau salah menerangkan sehingga menjadi dangling, misplaced, atau squinting modifier.

    Contoh Kalimat Primer Style dan Revisi

    I was depressed. I couldn’t fall asleep at bedtime. I was hard to concentrate the next day.
    (Saya tertekan. Saya tidak dapat terlelap pada jam tidur. Saya sulit konsentrasi pada selanjutnya.)

    Revisi:

    Depressed, I couldn’t fall a sleep at bedtime, hard to concentrate the next day.
    (Tertekan, saya tidak dapat terlelap pada jam tidur, sulit konsentrasi pada hari berikutnya.)
    menggunakan adjective phrase dan past participle (berperan sebagai adjective) yang sama-sama menerangkan “I” (Who was depressed? Who was hard to concentrate?)

  2. Menggabungkan menjadi Noun Phrase

    Minor detail tentang noun yang dimuat pada suatu simple sentence dijadikan modifier bagi subject (atau object) kalimat membentuk noun phrase. Tipikalnya minor detail tersebut awalnya berada pada posisi subject complement dengan kata kerja linking verb.

    Contoh Kalimat Primer Style dan Revisi

    The man drank cappuccino at the coffee shop. He is young. The coffee shop is near my house.
    (Laki-laki itu minum cappuccino di kafe kopi. Dia berusia muda. kafe kopi itu dekat rumah saya.)

    Revisi:

    The young man drank cappucino at the coffee shop near my house.
    (Laki-laki muda itu minum cappucino di kafe kopi dekat rumah saya.)
    young dijadikan modifier “man” dan near my house dijadikan modifier “shop” menjadi noun phrase “the young man” dan “the coffe shop near my house”

Lebih Banyak Contoh Kalimat Primer Style dan Revisi

  1. Marie curie was a chemist. She was also a physicist. She won 1903 Nobel Prize in  physics. She was just 36 years old at the time.
    (Marie Curie adalah seorang ahli kimia. Dia juga ahli fisika. Dia memenangkan Nobel Prize tahun 1903 di bidang fisika. Dia baru berusia 36 tahun pada waktu itu.)

    Revisi:

    A chemist and physicist, Marie Curie, was just 36 years old when she won 1903 Nobel Prize in physics.
    (Ahli kimia dan fisika, Marie Curie, baru berusia 36 tahun ketika memenangkan Nobel Prize tahun 1903 di bidang fisika.)
    menggunakan noun phrase “a chemist and physicist” sebagai modifier “Marie Curie”

  2. Your kids are spoiled. They ignore every request that you make.
    (Anak-anakmu manja. Mereka mengabaikan setiap permintaanmu.)

    Revisi:

    Your kids are spoiled, ignoring every request you make.
    (Anak-anakmu manja, mengabaikan setiap permintaanmu.)
    menggunakan present participial phrase sebagai modifier “kids”

  3. The student was so sleepy. She couldn’t respond quickly.
    (Siswi itu sangat mengantuk. Dia tidak dapat merespon cepat.)

    Revisi:

    • Because the student was so sleepy, she couldn’t respond quickly.
      (Karena siswi itu sangat mengantuk, dia tidak mampu merespon dengan cepat.) menggunakan subordinate conjunction “because” membentuk complex sentence
    • Being so sleepy, the student couldn’t respond quickly.
      (Sangat mengantuk, siswi itu tidak mampu merespon dengan cepat.) menggunakan present participial phrase yang menerangkan “student”
  4. My neighbor looks tired. He has been doing the gardening work all day. The work hasn’t finished yet. He seem to decide to stop working.
    (Tetangga saya tampak lelah. Dia telah berkebun sepanjang hari. Pekerjaan tersebut belum selesai. Dia tampak akan memutuskan untuk berhenti bekerja.)

    Revisi:

    My neighbor looks tired because he has been doing the gardening work all day. Although the work hasn’t finished, he seems to decide to stop working.
    (Tetangga saya tampak lelah karena telah berkebun sepanjang hari. Meskipun pekerjaan belum selesai, dia tampak akan memutuskan berhenti bekerja.) menggunakan subordinate conjunction

  5. Dito cleaned his gardening equipment. He placed it in his storage.
    (Dito membersihkan peralatan berkebunnya. Dia menempatkannya di tempat penyimpanan.)

    Revisi:

    • Dito cleaned his gardening equipment before he placed it in his storage.
      (Dito membersihkan peralatan berkebunnya sebelum dia menempatkannya di tempat penyimpanan.) menggunakan subordinate conjuncion
    • Dito cleaned his gardening equipment before placing it in his storage. menggunakan prepositional phrase yang menerangkan verb “cleaned”
    • After Dito cleaned his gardening equipment, he placed it in his storage.
      (Setelah Dito membersihkan peralatan berkebun, dia menempatkannya di tempat penyimpanan.) menggunakan subordinate conjunction
    • After cleaning his gardening equipment, Dito placed it in his storage.
      (Setelah membersihkan peralatan berkebun, dia menempatkannya di tempat penyimpanan.) menggunakan prepositional phrase yang menerangkan verb “placed”


References:

  1. Primer Style (“pr”). http://www.hamilton.edu/style/primer-style. Accessed on January 19, 2015.
  2. Sentence Length. http://www.aims.edu/student/online-writing-lab/process/sentence-length. Accessed on January 19, 2015.
  3. Choppy Sentences. http://writing.umn.edu/sws/assets/pdf/quicktips/choppysentences.pdf. Accessed on January 19, 2015.
  4. Choppy Sentences. http://www.usu.edu/markdamen/WritingGuide/05choppy.htm. Accessed on January 19, 2015.
  5. Avoiding Primer Language. </grammar/primer.htm” target=”_blank” rel=”nofollow”>http://grammar.ccc.commnet.edu/grammar/primer.htm. Accessed on January 19, 2015.
  6. Avoiding Primer Language. </grammar/quizzes/primer_quiz.htm” target=”_blank” rel=”nofollow”>http://grammar.ccc.commnet.edu/grammar/quizzes/primer_quiz.htm. Accessed on January 19, 2015.

Leave a Comment